Selasa, 27 Maret 2012

Definisi Penalaran Deduktif

Definisi Penalaran Deduktif

Penalaran Deduktif, yaitu adalah cara berpikir dengan berdasarkan suatu pernyataan dasar untuk menarik kesimpulan.
Macam-Macam Silogisme di dalam Penalaran Deduktif:
Di dalam penalaran deduktif terdapat entimen dan 3 macam silogisme, yaitu silogisme kategorial, silogisme hipotesis dan silogisme alternatif
1. Silogisme Kategorial
Silogisme kategorial disusun berdasarkan klasifikasi premis dan kesimpulan yang kategoris. Premis yang mengandung predikat dalam kesimpulan disebut premis mayor, sedangkan premis yang mengandung subjek dalam kesimpulan disebut premis minor.
Silogisme kategorial terjadi dari tiga proposisi, yaitu:
Premis umum : Premis Mayor (My)
Premis khusus :remis Minor (Mn)
Premis simpulan : Premis Kesimpulan (K)
Dalam simpulan terdapat subjek dan predikat. Subjek simpulan disebut term mayor, dan predikat simpulan disebut term minor.
Contoh:
Contoh silogisme Kategorial:
My : Semua mahasiswa adalah lulusan SLTA
Mn : Saya adalah mahasiswa
K    : Saya lulusan SLTA
2. Silogisme Hipotesis
Silogisme yang terdiri atas premis mayor yang berproposisi konditional hipotesis.
Konditional hipotesis yaitu, bila premis minornya membenarkan anteseden, simpulannya membenarkan konsekuen. Bila minornya menolak anteseden, simpulannya juga menolak konsekuen.
Contoh :
My : Jika tidak ada makanan, manusia akan kelaparan.
Mn : Makanan tidak ada.
K : Jadi, Manusia akan Kelaparan.
3. Silogisme Alternatif
Silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif.
Proposisi alternatif yaitu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya. Simpulannya akan menolak alternatif yang lain.
Contoh
My : Kakak saya berada di Bandung atau Jakarta.
Mn : Kakak saya berada di Bandung.
K : Jadi, Kakak saya tidak berada di Jakarta.
Entimen
Silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam tulisan maupun lisan. Yang dikemukakan hanya premis minor dan simpulan.
Contoh:
– Dia menerima hadiah pertama karena dia telah menang dalam sayembara itu.
– Anda telah memenangkan sayembara ini, karena itu Anda berhak menerima hadiahnya.

sumber :
http://dizly.wordpress.com/2011/02/28/definisi-penalaran-deduktif/

Makalah penalaran induktif

NAMA KELOMPOK :
ZOGGI DIAN WIBOWO (1109177)



Latar belakang

Sebelum membahas tentang penalaran induktif , lebih baik kita mengetahui apa itu penalaran. Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.

Kemampuan menalar menyebabkan manusia mampu mengembangkan pengetahuan yang merupakan rahasia kekuasaan-kekuasaannya. Secara simbolik manusia memakan buah pengetahuan lewat Adam dan Hawa, dan
setelah itu manusia harus hidup berbekal pengetahuannya itu. Dia mengetahui apa yang benar dan apa yang salah, mana yang baik dan mana yang buruk, serta mana yang indah dan mana yang jelek. Secara terus
menerus dia selalu hidup dalam pilihan. Manusia adalah satu-satunya mahluk yang mengembangkan pengetahuan ini sungguh-sungguh. Binatang juga mempunyai pengetahuan, namun pengetahuan ini terbatas untuk kelangsungan hidupnya. Manusia mengembangkan pengetahuannya mengatasi kebutuhan-kebutuhan kelangsungan hidup ini. Dan memikirkan hal-hal baru, menjelajah ufuk baru, karena dia hidup bukan sekedar untuk kelangsungan hidupnya,
namun lebih dari pada itu. Manusia mengembangkan kebudayaan; memberi makna bagi kehidupan; manusia ‘memanusiakan” diri dalam dalam hidupnya. Intinya adalah manusia di dalam hidupnya mempunyai tujuan tertentu yang lebih tinggi dari sekedar kelangsungan hidupnya. Inilah yang membuat manusia mengembangkan pengetahuannya dan pengetahuan ini mendorong manusia menjadi makhluk yang bersifat khas.

Menurut S. Suriasumantri, penalaran merupakan sebuah proses berpikir dalam menarik suatu kesimpulan yang berupa pengetahuan. Jelas sekali bahwa penalaran berkaitan dengan proses berpikir, bukan dengan merasa. Berpikir adalah kegiatan untuk memperoleh kebenaran. Proses berpikir yang berbeda mengakibatkan kebenaran berbeda-beda bagi setiap orang. Kriteria kebenaran terdapat pada setiap jalan pikiran sekaligus sebagai landasan bagi proses penemuan kebenaran. 

Ada 2 jenis penalaran, dalam kali ini kita hanya membahas tentang penalaran indiktif.


II. Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang diatas, maka disimpulkan apa yang dimaksud penalaran indiktif?

III. Tujuan penalaran
Untuk mengetahui lebih mendalam tentang penalaran induktif

IV. Pembahasan
1.PENALARAN INDUKTIF
Penalaran induktif merupakan penalaran yang bertolak dari pernyataan-pernyataan yang khusus dan menghasilkan simpulan yang umum. Dengan kata lain simpulan yang diperoleh tidak boleh khusus dari pada pernyataan (premis). Penalaran induktif merupakan kebalikan dari penalaran deduktif. Untuk turun ke lapangan dan melakukan penelitian tidak harus memliki konsep secara canggih tetapi cukup mengamati lapangan dan dari pengamatan lapangan tersebut dapat ditarik generalisasi dari suatu gejala. Dalam konteks ini, teori bukan merupakan persyaratan mutlak tetapi kecermatan dalam menangkap gejala dan memahami gejala merupakan kunci sukses untuk dapat mendiskripsikan gejala dan melakukan generalisasi.
Induksi merupakan cara berpikir di mana ditarik dari suatau kesimpulan yang bersifat umum dari berbagai kasus yang bersifat individu. Penalaran secara induktif dimulai dengan mengemukakan pernyataan-pernyataan yang bersifat khas dan dan terbatas dalam menyusun argumentasi yang diakhiri dengan pernyataan yang bersifat umum. 
Proses induksi dibedakan menjadi 3 bagian yaitu :
a) GENERALISASI

ialah proses penalaran berdasarkan pengamatan atas jumlah gejala dengan sifat-sifat tertentu untuk menarik kesimpulan mengenai semua atau sebagian dari gejala serupa. Generalisasi dibuktikan dengan data, contoh, statistic dll
Contoh
:
Orang yang menjadi kader partai korupsi
Orang yang menjabat sebagai ketua umum partai korupsi
Generalisasi : Orang yang berkerja di partai korupsi
Jenis-jenis generalisasi :
  • Generalisasi Tanpa Loncatan Induktif
Adalah generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi atas dasar penyimpulan yang telah diselidiki.
Contoh: data survey LSM
  • Generalisasi Dengan Loncatan Induktif
Adalah generalisasi dimana kesimpulan diambil dari sebagian fenomena yang diselidiki
diterapkan juga untuk semua fenomena yang belum diselidiki.
contoh: Hampir seluruh partai mendapat pendapatan dari hasil korupsi.
b) ANALOGI
adalah suatu proses penalaran membandingkan sifat esensial yang mempunyai persamaan. Dengan asumsi tersebut diasumsikan ada persamaan pula dalam hal lainya.
Ada 2 macam analogi,yaitu :
  • Analogi Induktif
Analogi induktif, yaitu analogi yang disusun berdasarkan persamaan yang ada pada dua fenomena, kemudian ditarik kesimpulan bahwa apa yang ada pada fenomena pertama terjadi juga pada fenomena kedua. Analogi induktif merupakan suatu metode yang sangat bermanfaat untuk membuat suatu kesimpulan yang dapat diterima berdasarkan pada persamaan yang terbukti terdapat pada dua barang khusus yang diperbandingkan.
Contoh analogi induktif :
Timnas Indonesia lolos dalam semifinal piala asia dengan demikian timnas Indonesia akan masuk piala dunia di tahun mendatang dengan berlatih setiap hari.
  • Analogi Deklaratif
Analogi deklaratif merupakan metode untuk menjelaskan atau menegaskan sesuatu yang belum dikenal atau masih samar, dengan sesuatu yang sudah dikenal. Cara ini sangat bermanfaat karena ide-ide baru menjadi dikenal atau dapat diterima apabila dihubungkan dengan hal-hal yang sudah kita ketahui atau kita percayai.
contoh analogi deklaratif :
deklaratif untuk penyelenggaraan negara yang baik diperlukan sinergitas antara kepala negara dengan warga negaranya. Sebagaimana manusia, untuk mewujudkan perbuatan yang benar diperlukan sinergitas antara akal dan hati.
c) HUBUNGAN SEBAB-AKIBAT
Hubungan sebab akibat diambil dengan menghubungkan fakta yang satu dengan fakta yang lain, dapatlah kita sampai kepada kesimpulan yang menjadi sebab dari fakta itu atau dapat juga kita sampai kepada akibat fakta tersebut.
Penalaran induksi sebab akibat dibedakan menjadi 3 macam:
  • Hubungan sebab – akibat
Dalam hubungan ini dikemukakan terlebih dahulu hal-hal yang menjadi sebab, kemudian ditarik kesimpulan yang berupa akibat.
Contoh
Belajar, berdoa, tekun dan tidak putus asa adalah hal yang bias membuat kita berada di puncak kesuksesan.
  • Hubungan akibat – sebab
Dalam hubungan ini dikemukakan terlebih dahulu hal-hal yang menjadi akibat, selanjutnya ditarik kesimpulan yang merupakan sebabnya.
Contoh :
Dewasa marak terjadi tindak criminal di perkotaan seperti,tingkat stress yang tinggi, tawuran antar wilayah dan bunuh diri yang disebabkan kenaikan harga bbm sehingga mengalami kesulitan ekonomi.
  • Hubungan sebab – akibat 1 – akibat 2
Suatu penyebab dapat menimbulkan serangkaian akibat. Akibat pertama menjadi sebab hingga menimbulkan akibat kedua. Akibat kedua menjadi sebab yang menimbulkan akibat ketiga, dan seterusnya.
Contoh penalaran hubungan sebab – akibat 1 – akibat 2:
Setiap menjelang hari idul fitri arus lalu lintas di tol sangat ramai. Seminggu sebelum hari H jalanan sudah dipenuhi kendaraan-kendaraan umum maupun pribadi yang mengangkut penumpang yang akan pulang ke daerahnya masing-masing. Banyaknya kendaraan tersebut mau tidak mau mengakibatkan arus lalu lintas menjadi semrawut. Kesemrawutan ini tidak jarang sering menimbulkan kemacetan di mana-mana. Lebih dari itu bahkan tidak mustahil kecelakaan menjadi sering terjadi.

V. KESIMPULAN
Metode berpikir induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari 
hal-hal khusus ke umum. Hukum yang disimpulkan difenomena yang diselidiki berlaku bagi  
fenomena sejenis yang belum diteliti.Dalam penalaran Induktif ini ada 3 jenis 
penalaran Induktif yaitu Generalisai, Analogi, dan Hubungan sebab akibat 
ataupun hubungan akibat–sebab. 

Daftar Pustaka :
http://id.wikipedia.org/wiki/Penalaran  
http://rezaiueomanage.blogspot.com
http://pradiptavian.wordpress.com













Selasa, 20 Maret 2012


Penalaran Induktif


Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian.

Penalaran induktif merupakan prosedur yang berpangkal dari peristiwa khusus sebagai hasil pengamatan empirik dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat umum.
Contoh :

Buku Manajemen dipublikasikan dalam edisi pertamanya pada tahun 1978. Sejak saat itu, buku ini menerima kehormatan sebagai buku yang saling dipakai dan selalu menjadi buku paling laris di bidang prinsip-prinsip manajemen. Buku ini berhasil bukan hanya di Amerika Serikat, tetapi juga di seluruh dunia, dalam edisi bahasa Inggris disamping dalam edisi penerjemahan bahasa Portugis, Spanyol, Polandia, Indonesia, dan Malaysia. (Sumber : Manajemen Pengantar hal XV)

Ciri - ciri paragraf Induktif yaitu :

  • Terlebih dahulu menyebutkan peristiwa-peristiwa khusus.
  • Kemudian, menarik kesimpulan berdasarkan peristiwa-peristiwa khusus.
  • Kesimpulan terdapat di akhir paragraf.
  • Menemukan Kalimat Utama, Gagasan Utama, Kalimat Penjelas.
  • Kalimat utama paragraf induktif terletak di akhir paragraf.
  • Gagasan Utama terdapat pada kalimat utama.
  • Kalimat penjelas terletak sebelum kalimat utama, yakni yang mengungkapkan peristiwa-peristiwa khusus.
  • Kalimat penjelas merupakan kalimat yang mendukung gagasa utama.

Metode induktif

Metode berpikir induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum. Hukum yang disimpulkan difenomena yang diselidiki berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diteliti. generalisasi adalah bentuk dari metode berpikir induktif. Contoh: Jika dipanaskan, besi memuai.Jika dipanaskan, tembaga memuai.Jika dipanaskan, emas memuai.Jika dipanaskan, platina memuai.

∴ Jika dipanaskan, logam memuai. Jika ada udara, manusia akan hidup.Jika ada udara, hewan akan hidup.Jika ada udara, tumbuhan akan hidup.

∴ Jika ada udara mahkluk hidup akan hidup.

Jenis – jenis penalaran induktif yaiu:

  • Generalisasi yaitu proses penalaran dengan cara menarik kesimpulan secara umum berdasarkan sejumlah data.
  • Analogi yaitu cara penarikan penalaran dengan membandingkan dua hal yang memilki sifat yang sama.
  • Hubungan kausal yaitu penalaran yang diperoleh dari gejala – gejala yang saling berhubungan macam-macam kausal : 

Akibat -sebab

Contoh :

Andi mendapat nilai yang memuaskan pada ujian semester kenaikan kelas. Dia mendapat rangking pertama di kelasnya. Hasil yang diperoleh Andi ini dia dapatkan karena belajar yang sangat tekun setiap harinya.

Sebab - akibat

Contoh :

Sejumlah pengusaha angkutan di Bantul terpaksa gulung tikar karena pendapatan yang mereka peroleh tidak bisa menutup biaya operasional. Minimnya pendapatan karena sebagian besar penumpang membayar ongkos dibawah ketentuan tarif yang sudah ditetapkan, akibat ketidakmampuan ekonomi. (Sumber : Kompas, 10 Mei 2008)

Akibat – akibat

Contoh :

Kemarin Lusi mengalami kecelakaan akibat menabrak pembatas jalan. Akibat dari kecelakaan tersebut dia mengalami patah kaki dan harus dirawat di rumah sakit.


sumber:

http://myblogzzvela.blogspot.com/2011/10/penalaran-induktif.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Penalaran

Sabtu, 10 Maret 2012

Konvensi Naskah

Pengertian

konvensi naskah adalah penulisan naskah karangan ilmiah yang berdasarkan kebiasaan, aturan yang sudah lazim, dan sudah disepakati.Konvensi penulisan naskah yang sudah lazim mencangkup aturan pengetikan, pengorganisasian materi utam, pengorganisasian materi pelengkap, bahasa, dan kelengkapan penulisan lainnya.

Ketentuan dalam Penulisan Naskah

Adapun ketentuan-ketentuan dalam penulisan sebuah naskah adalah sebagai berikut:
a) Naskah ditulis dalam bentuk format yang sudah jadi dan siap dicetak.
b) Judul ditulis dengan huruf capital dan dicetak tebal.
c) Naskah ditulia dalam bahasa indonesia atau bahasa inggris dengan program MSWord huruf Times New Roman demgan spasi 12 tunggal.
d) Ukuran kertas A4 dengan margin 4. 4. 3. 3 cm (kiri-atas-kanan-bawah).
e) Alenia baru mulai pada ketikan keenam dari batas kiri, antar alenia tidak diberi tambahan spasi.
f) Untuk kata asing maka dipergunakan cetakan huruf miring.
g) Semua bilangan ditulis dengan angka, kecuali pada awal kalimat dan bilangan bulat yang kurang dari 10 harus menggunakan ejaan.
h) Tabel ataupun gambar harus diberi keterangan yang jelas, dan diberi nomor urut.
i) Identitas penulis harus dicantumkan dibawah judul meliputi nama lengkap (tanpa gelar), institusi, alamat lengkap institusi, dan email.

Pendahuluan
 
Pengembangan tema sebuah karangan tergantung dari kerangka karangan yang telah digarap sebelumnya, beserta perincian-perinciannya yang dilakukan kemudian. Perincian dalam kerangka karangan dapat diarahkan kepada pembentukan bab-bab dan anak-anak bab, sedangkan perincian-perincian yang dilakukan kemudian diarahkan kepada penetapan pokok-pokok utama dan pokok-pokok bawahan yang akan menjadi inti atau gagasan utama alinea-alinea.
Persyaratan formal yang harus dipenuhi sebuah karya menyangkut tiga bagian utama, yaitu : bagian pelengkap pendahuluan, isi karangan, dan bagian pelengkap penutup.
1. Bagian Pelengkap Pendahuluan
Bagian pelengkap pendahuluan atau disebut juga halaman-halaman pendahuluan sama sekali tidak menyangkut isi karangan. Tetapi bagian ini harus disiapkan sebagai bahan informasi bagi para pembaca dan sekaligus berfungsi menampilkan karangan itu dalam bentuk yang kelihatan lebih menarik. Bagian pelengkap pendahuluan terdiri dari :
· Judul pendahuluan
· Halaman pengesahan
· Halaman judul
· Halaman persembahan
· Kata pengantar
· Daftar isi
· Gambar, tabel, keterangan

2. Bagian Isi karangan

Bagian isi karangan sebenarnya merupakan inti dari karangan atau buku; atau secara singkat dapat dikatakan karangan atau buku itu sendiri. Bagian isi karangan biasanya terdiri dari :
· Pendahuluan
· Tubuh karangan
· Kesimpulan

3. Bagian Pelengkap Penutup

Bagian pelengkap penutup juga merupakan syarat-syarat formal bagi suatu karangan ilmiah. Ada bebarapa bagian yang biasanya dimasukkan dalam bagian pelengkap penutup karangan yaitu : lampiran, bibliografi, dan daftar indeks. 

sumber : http://edukasi.kompasiana.com/2010/11/27/konvensi-naskah/ 
http://ridwanal-bantani.blogspot.com/2009/10/konvensi-naskah.html