Kelompok
III
Nama NPM Alamat Blog
Andri
Dwiana 11109696 andriihzaaliwords.wordpress.com
Laurentius
Nicholas Chanata 14109167 niccfrostcaster.blogspot.com
Zoggi
Dian Wibowo 11109177 zoggidian.blogspot.com
.
1. Layanan Informasi
a.
Definisi
Layanan Informasi adalah penyampaian
berbagai informasi kepada sasaran layanan agar individu dapat memanfaatkan
informasi tersebut demi kepentingan hidup dan perkembangannya. Contoh dari layanan informasi tersebut adalah
sebagai :
· Petunjuk jalan
· M – Commerce
· VOD (Voice and Data)
· News and Weather
· Telematik Terminal
· Jasa Pelayanan Internet
· Informasi Lalu Lintas Terbaru
b.
Tujuan
/ Fungsi
Tujuan layanan informasi secara umum agar terkuasainya
informasi tertentu sedangkan secara khusus terkait dengan fungsi pemahaman
(paham terhadap informasi yang diberikan) dan memanfaatkan informasi dalam
penyelesaian masalahnya. Layanan informasi menjadikan individu mandiri yaitu
memahami dan menerima diri dan lingkungan secara positif, objektif dan dinamis,
mampu mengambil keputusan, mampu mengarahkan diri sesuai dengan kebutuhannya
tersebut dan akhirnya dapat mengaktualisasikan dirinya.
2. Layanan Keamanan
a.
Definisi
Layanan keamanan adalah suatu yang sangat penting
untuk menjaga agar suatu data dalam jaringan tidak mudah terhapus atau hilang.
Sistem dari keamanan ini juga membantu untuk mengamankan jaringan tanpa
menghalangi penggunaannya dan menempatanya.
b.
Tujuan
/ Fungsi
Layanan keamanan menyediakan
fasilitas untuk memantau dan memberikan informasi bila ada sesuatu yang
berjalan tidak seharusnya. Layanan ini dapat mengurangi tingkat pencurian dan
kejahatan. Keamanan informasi terdiri dari perlindungan terhadap aspek-aspek berikut:
· Confidentiality (kerahasiaan) pada aspek ini system
menjamin kerahasiaan data atau informasi, memastikan bahwa informasi hanya
dapat diakses oleh orang yang berwenang dan menjamin kerahasiaan data yang
dikirim, diterima dan disimpan.
· Integrity (integritas) pada aspek ini system
menjamin data tidak dirubah tanpa ada ijin pihak yang berwenang, menjaga
keakuratan dan keutuhan informasi serta metode prosesnya untuk menjamin aspek
integrity ini.
· Availability (ketersediaan) pada aspek ini
system menjamin data akan tersedia saat dibutuhkan, memastikan user yang berhak
dapat menggunakan informasi dan perangkat terkait.
Keamanan informasi diperoleh dengan mengimplementasi
seperangkat alat kontrol yang layak dipakai, yang dapat berupa
kebijakan-kebijakan, struktur-struktur organisasi dan piranti lunak.
3. Context Awareness & Event Based
a.
Definisi
Context-Awareness merupakan kemampuan layanan network
untuk mengetahui berbagai konteks, yaitu kumpulan parameter yang relevan dari
pengguna (User) dan pengguna network itu, serta memberikan layanan yang sesuai
dengan parameter-parameter itu. Beberapa konteks yang dapat digunakan yaitu
data dasar user, lokasi user, berbagai preferensi user, jenis dan kemampuan
terminal yang digunakan user.
Singkatnya,
Context-Awareness adalah kemampuan sebuah sistem untuk memahami si user,
network, lingkungan, dan dengan demikian melakukan adaptasi yang dinamis sesuai
kebutuhan.
Karakteristik
dari user, network, lingkungan itu disebut konteks. Namun informasi konteks itu
sendiri menjadi kompleks dan heterogen sesuai jenis layanan yang akan didukung.
Makan context awareness menjadi masalah yang besar dan menarik dalam
pengembangan aplikasi, khususnya mobile, untuk beberapa tahun kedepan.
Berbeda
dengan Konventional Computing atau Komputasi Konvensioanal, Context aware tidak
hanya menitik beratkan perhatian pada satu buah objek yang menjadi fokus utama
dari proses tersebut tetapi juga pada aspek disekitar objek tersebut. Sebagai
contoh apabila komputasi konvensional dirancang untuk mengindentifikasi siapa
orang yang sedang berdiri disuatu titik kordinat tertentu maka komputer akan
memandang orang tersebut sebagai sebuah objek tunggal dengan berbagai
atributnya, misalnya nomor pegawai, tinggi badan, berat badan, dan sebagainya.
Namun
Context aware tidak hanya mengarahkan fokusnya pada objek manusia tersebut,
tetapi juga pada apa yang sedang dia lakukan, dimana dia berada, pukul berapa
dia tiba dan sebagainya.
Distributed event-based systems (disingkat
sebagai DEBS, dalam bahasa Indonesia berarti sistem berbasiskan distribusi
kejadian) adalah sistem terdiri dari komponen fungsional terdistribusi yang berinteraksi
melalui peristiwa. Peristiwa adalah kejadian yang terjadi pada sistem atau
lingkungan di mana komponen berada. DEBS menggunakan skema interaksi yang
menyediakan komunikasi antara
produsen dan
konsumen. Produsen adalah komponen yang menghasilkan kejadian. Pelanggan
adalah
komponen yang mengkonsumsi peristiwa. Seorang pelanggan dapat mengungkapkan
minat dalam peristiwa yang diberikan melalui langganan. Seorang pelanggan akan
mengetahui semua peristiwa yang diterbitkan dalam sistem atau lingkungan yang
sesuai dengan konsumsinya.
b.
Latar
Belakang / Sejarah
Dalam ilmu
komputer terdapat pernyataan bahwa perangkat komputer mempunyai kepekaan dan
dapat bereaksi terhadap lingkungan sekitarnya bedasarkan informasi dan
aturan-aturan tertentu yang tersimpan didalamnya. Gagasan inilah yang
diperkenalkan oleh Schilit pada tahun 1994 dengan istilah Context-awareness.
c.
Hal Utama
dalam Context-Awareness
· The acquisition of context
Hal ini
berkaitan dengan pemilihan konteks dan bagaimana cara memperoleh konteks yang
diinginkan.
· The abstraction and understanding of context
Pemahaman
terhadap bagaimana cara konteks yang dipilih berhubungan dengan kondisi nyata,
bagaimana informasi yang dimiliki suatu konteks dapat membantu meningkatkan
kinerja aplikasi, dan bagaimana tanggapan sistem dan cara kerja terhadap
inputan dalam suatu konteks.
· Application behavior based on the recognized context
Bagaimana
pengguna dapat memahami sistem dan tingkah lakunya yang sesuai dengan konteks
yang dimilikinya serta bagaimana caranya memberikan kontrol penuh kepada
pengguna terhadap sistem.
d.
Kategori
Aplikasi Context-awareness
· Proximate Selection
Suatu teknik antarmuka yang memudahkan pengguna dalam memilih
atau melihat lokasi objek yang
berada didekatnya dan mengetahui posisi lokasi dari user itu sendiri. Ada dua variabel yang berkaitan dengan proximate selection
ini, yaitu locus dan selection dengan kata lain tempat dan pilihan.
Pengambilan
informasi secara manual dari context-aware tentang perangkat input / output,
benda non-fisik atau pelayanan, atau lokasi. Disini terdapat masalah dalam User
Interface, yaitu untuk menekankan informasi berdasarkan tingkat kedekatan yang
ada.
· Automatic Contextual Reconfiguration
Aspek terpenting suatu kasus sistem context-aware adalah bagaimana suatu konteks yang digunakan membawa
perbedaan terhadap konfigurasi sistem dan bagaimana cara antar setiap komponen
berinteraksi satu sama lain nya.
Pengambilan
informasi secara automatis atau mengubah komponen berdasarkan konteks. Misalnya,
aplikasi board putih dapat memunculkan halaman baru atau yang sudah ada ketika
seseorang memasuki ruang baru, atau OS dapat memutuskan untuk spin down disk
ketika listrik AC terputus.
· Contextual Information and Commands
Kegiatan manusia bisa diprediksi dari situasi atau lokasi
dimana mereka berada. Sebagai contoh, ketika berada di dapur, maka kegiatan
yang dilakukan pada lokasi tersebut pasti berkaitan dengan memasak. Hal inilah
yang menjadi dasar dari tujuan contextual information and commands, dimana informasi-informasi
tersebut dan perintah yang akan dilaksanakan disimpan ke dalam sebuah directory
tertentu. Setiap file yang berada di dalam directory berisi locations and
contain files, programs, and links. Ketika seorang user berpindah dari suatu
lokasi ke lokasi lainnya, maka browser juga akan langsung mengubah data lokasi
di dalam directory. Sebagai contoh: ketika user berada di kantor, maka user
akan melihat agenda yang harus dilakukan; ketika user beralih lagi ke dapur,
maka user tersebut akan melihat petunjuk untuk membuat kopi dan data
penyimpanan kebutuhan dapur.
Queri dalam
informasi atau perintahnya sendiri dapat diubah oleh konteks pengguna.
Misalnya, tombol bermigrasi bisa membawa tampilan X pengguna ke sebuah papan
tulis di kamar saat itu pengguna. Atau, papan tulis dapat menampilkan informasi
yang relevan kepada pengguna karena itu terdeteksi kedekatan pengguna tersebut.
· Context-Triggered Actions
Cara kerja
sistem context-triggered actions sama layaknya dengan aturan sederhana IF-THEN.
Informasi yang berada pada klausa kondisi akan memacu perintah aksi yang harus
dilakukan. Kategori sistem context-aware ini bisa dikatakan mirip dengan
contextual information and commands, namun perbedaannya terletak pada
aturan-aturan kondisi yang harus jelas dan spesifik untuk memacu aksi yang akan
dilakukan.
Aturan-aturan yang dipicu oleh IF-THEN oleh informasi
kontekstual. Sebagai contoh, sebuah aplikasi pengawas akan mengeksekusi
perintah UNIX shell berdasarkan aturan seperti "jika kopi dibuat kemudian memutar
suara ayam.". Sebuah program pengingat kontekstual, yang menimbulkan
pengingat bila aturan kontekstual tercapai, seperti "Ketika aku bertemu
dengannya nanti" atau "Ketika aku berada di di perpustakaan".
4. Layanan Perbaikan Sumber (Resource Discovery Service)
a.
Definisi
Layanan
telematika yang terakhir adalah layanan perbaikan sumber. Resource Discovery
Service (RDS) adalah sebuah layanan yang berfungsi untuk penemuan layanan
utilitas yang diperlukan. The RDS juga berfungsi dalam pengindeksan lokasi layanan
utilitas untuk mempercepat kecepatan penemuan.
Layanan
perbaikan sumber yang dimaksud adalah layanan perbaikan dalam sumber daya
manusia (SDM). SDM telematika adalah orang yang melakukan aktivitas yang
berhubungan dengan telekomunikasi, media, dan informatika sebagai pengelola,
pengembang, pendidik, dan pengguna di lingkungan pemerintah, dunia usaha,
lembaga pendidikan, dan masyarakat pada umunya. Konsep pengembangan sumber daya
manusia di bidang telematika ditujukan untuk meningkatkan kualitas, kuantitas
dan pendayagunaan SDM telematika dengan tujuan untuk mengatasi kesenjangan
digital, kesenjangan informasi dan meningkatkan kemandirian masyarakat dalam
pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi secara efektif dan optimal.
b.
Tujuan /
Fungsi
Tujuan utama
dalam upaya pengembangan SDM telematika yaitu sebagai berikut :
· Peningkatan
kinerja layanan public yang memberikan akses yang luas terhadap peningkatan
kecerdasan masyarakat, pengembangan demokrasi dan transparasi sebagai
katalisator pembangaunan.
· Literasi
masyarakat di bidang teknologi telematika yang terutama ditujukan kepada old
generator dan today generation sebagai peningkatan, dikemukakan oleh Tapscott.
c.
Kebutuhan
SDM & Kebutuhan Terhadap Telematika
Kebutuhan
akan SDM dapat dilihat dari bidang ekonomi dan bidang politik, yaitu :
· Dilihat dari Bidang Ekonomi
Pengembangan
telematika ditujukan untuk peningkatan kapasitas ekonomi, berupa peningkatan
kapasitas industry produk barang dan jasa.
· Dilihat dari Bidang Politik
Bagaimana
telematika memberikan kontribusi pada pelayanan publik sehingga menghasilkan
dukungan politik.
Dari kedua bidang tersebut diatas kebutuhan terhadap telematika akan
dilihat dari dua aspek, yaitu :
· Pengembangan
peningkatan kapasitas industri.
· Pengembangan
layanan publik.
Daftar Pustaka
Context-Awareness and Adaptation
in Distributed Event-Based Systems - https://cs.uwaterloo.ca/research/tr/2011/CS-2011-14.pdf
Context Awareness , IEEE Comsoc Indonesia – http://komunikasi.org/2008/03/context-awareness/
Pengantar Telematika – http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/12/pengantar-telematika-materi-2/
Layanan Informasi dan Keamanan - http://sitharye.blogspot.com/2009/12/layanan-informasi-dan-layanan-keamanan.html
Layanan Informasi
Layanan, Keamanan, Context Aware, Event Base, Layanan Perbaikan Sumber,
Discovery Service pada Telematika - http://kyfi.wordpress.com/2011/10/11/layanan-informasi-layanan-keamanan-layanan-context-aware-event-base-layanan-perbaikan-sumber-resource-discovery-service-pada-telematika/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar